Mengajarkan literasi keuangan kepada anak seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Padahal, pemahaman tentang uang sejak dini bisa membantu anak mengelola keuangannya dengan lebih baik di masa depan.
Sayangnya, banyak orang tua merasa bingung bagaimana cara memulainya. Masalah ini makin terasa ketika melihat generasi muda yang cenderung boros karena tidak memahami nilai uang. Namun, jangan khawatir. Orang tua bisa mulai menanamkan prinsip literasi keuangan untuk anak sedikit demi sedikit melalui langkah-langkah sederhana. Yuk, kita simak tips-tips berikut agar kamu bisa membantu si kecil belajar mengelola uang dengan cerdas.
1. Kenalkan Konsep Dasar Uang
Literasi keuangan untuk anak dimulai dari hal-hal sederhana seperti mengenalkan konsep dasar uang. Kamu bisa mulai dengan menjelaskan apa itu uang dan bagaimana uang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat pergi ke supermarket, tunjukkan bagaimana uang dipakai untuk membeli barang-barang kebutuhan. Ini akan membantu anak memahami bahwa uang bukanlah sesuatu yang “datang begitu saja” tetapi harus dikelola dengan bijak.
Salah satu istilah yang sering membingungkan adalah “tabungan“. Bagi anak-anak, tabungan bisa dijelaskan sebagai tempat menyimpan uang mereka sehingga jumlahnya bertambah seiring waktu. Analoginya, ibarat ember yang diisi air sedikit demi sedikit. Semakin lama ember tersebut akan penuh. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan memberikan celengan lucu atau membuka rekening tabungan khusus anak. Untuk anak SD, kamu bisa menggunakan celengan fisik, sedangkan untuk anak SMP, cobalah membuka rekening tabungan bersama di bank.
Selain itu, ajarkan bahwa uang memiliki batas. Cara mudahnya adalah dengan menetapkan anggaran mingguan untuk jajan. Biarkan anak memilih sendiri barang yang ingin dibeli tanpa melebihi anggaran. Misalnya, jika anak mendapat Rp20.000 per minggu, ajarkan mereka untuk membagi uang tersebut: Rp10.000 untuk jajan, Rp5.000 untuk tabungan, dan Rp5.000 untuk amal.
2. Gunakan Permainan untuk Belajar
Belajar tentang keuangan tidak harus selalu formal. Kamu bisa menggunakan permainan untuk membuat proses belajar lebih menyenangkan. Contohnya, mainkan peran sebagai penjual dan pembeli dengan menggunakan uang mainan. Aktivitas ini membantu anak memahami transaksi jual-beli serta konsep harga barang.
Untuk anak SD, fokuskan pada aktivitas sederhana seperti membeli mainan atau makanan. Sementara untuk anak SMP, tambahkan elemen seperti diskon atau pajak untuk memperkenalkan konsep yang lebih kompleks.Bisa juga dengan menggunakan permainan monopoli yang cukup populer hingga saat ini.
Pastikan aktivitas ini melibatkan emosi positif seperti antusiasme dan kebahagiaan. Anak-anak cenderung lebih cepat belajar jika mereka merasa senang. Selain itu, dorong mereka untuk berpikir kritis tentang keputusan finansial yang mereka buat dalam permainan.
3. Berikan “Uang Jajan” Harian, Mingguan, atau Bulanan
Memberikan uang jajan mingguan adalah cara efektif untuk mengajarkan anak tentang tanggung jawab finansial. Berikan jumlah yang wajar sesuai usia mereka dan jelaskan bahwa uang tersebut harus digunakan untuk keperluan mereka sendiri. Ini akan membantu anak belajar mengelola uang secara mandiri. Untuk anak SD, berikan Rp20.000-30.000 per minggu, sedangkan untuk anak SMP, berikan Rp50.000-70.000. Untuk anak SMA bisa per bulan. Jumlahnya bisa disesuaikan dengan standar masing-masing keluarga.
Misalnya, jika anak ingin membeli mainan baru, ajarkan mereka untuk menabung dari jatah uang jajan yang diberikan. Jika harga mainan tersebut lebih mahal, kamu bisa mengenalkan konsep cicilan barang. Di sinilah Kredivo bisa menjadi contoh relevan. Kredivo menawarkan fitur cicilan 1 bulan tanpa bunga khusus untuk member Premium.
Meskipun ini ditujukan untuk orang dewasa, kamu bisa menjelaskan bahwa cicilan adalah cara membeli barang dengan membayar sedikit demi sedikit. Namun, tetap harus diberikan juga risiko yang akan ditanggung jika menggunakan pinjaman. Misalnya seperti ada tambahan biaya admin atau bunga cicilan yang harus dibayarkan. Begitu juga perlu mulai dikenalkan tentang konsep utang produktif. Jangan hanya mengenalkan beli mainan saja. Tapi juga harus mulai dikenalkan mana pembelian yang hanya untuk memenuhi keinginan versus kebutuhan.
4. Ajarkan Pentingnya Berbagi
Selain menyimpan dan membelanjakan, ajarkan anak tentang pentingnya berbagi. Kamu bisa mendorong mereka untuk menyisihkan sebagian uang mereka untuk amal atau membantu teman yang membutuhkan. Ini akan membantu anak memahami bahwa uang bukan hanya alat untuk memenuhi kebutuhan pribadi tetapi juga sarana untuk membantu orang lain.
5. Libatkan Anak dalam Pengelolaan Keuangan
Cara terakhir adalah melibatkan anak dalam pengelolaan keuangan keluarga. Kamu bisa mengajak mereka untuk ikut merencanakan anggaran bulanan atau membahas pengeluaran rumah tangga. Tentu saja, penjelasannya harus disesuaikan dengan usia mereka agar mudah dipahami.
Misalnya, jelaskan bahwa ada prioritas dalam pengeluaran, seperti tagihan listrik atau bahan makanan, sebelum membeli barang-barang tambahan. Libatkan mereka dalam diskusi singkat tentang bagaimana keluarga mengatur keuangan. Ini akan membantu anak memahami pentingnya perencanaan keuangan.